Wednesday, October 5, 2011

Perdana Interview



'Pertanyaannya apa aja ya?’
‘Nyeremin ga ya yang nanya?’
‘Pakai baju apa ya?’
‘Pakai celana atau rok?’
‘Lama atau sebentar?’

Itu adalah sebagian dari banyak pertanyaan yang muncul ketika saya dapat telfon untuk panggilan interview kerja. Maklum, ini interview yang pertama kali bagi saya. Pengalaman kerja saya benar-benar nol. Makanya saya kelimpungan. Dengan tulisan ini, saya mau berbagi mengenai pengalaman perdana interview. Siapa tahu bermanfaat.

Sebelum pertanyaan-pertanyaan yang tadi terjawab, hal yang saya lakukan setelah menerima panggilan interview adalah, buka Google. Saya mencari banyak info mengenai posisi dan perusahaan tempat saya melamar. Tidak perlu dihafal. Cukup tahu saja. Sekedar untuk bekal, supaya tidak gelagapan kalau-kalau hal tersebut ditanyakan. Ini juga nantinya akan menjadi penilaian, apakah kita pribadi yang mempunyai inisiatif atau tidak. Dan hal itu cukup berguna untuk saya. Karena pertanyaan pertama dari si pewawancara adalah: Kenapa kamu mau melamar sebagai posisi tersebut? 

Mundur dari masalah pertanyaan pertama, kita berhenti di masalah antrian giliran. Di tempat saya melamar, tahap interview dijadikan satu hari. Alhasil, jumlah pesertanya membludak. Sesi tiap jamnya diacak. Saya dapat sesi interview pukul 13:00. Saya sampai pukul 12:30. Ruang tunggu sudah ramai oleh para pelamar. Tanya sana tanya sini, ternyata antrian itu diisi oleh para peserta dari beragai sesi. Ada yang sesi pukul 10:00, tapi belum dipanggil. Bahkan ada yang dari sesi jam 08:00. Cara dipanggilnya pun diacak. Tidak berdasarkan sesi atau abjad. Karena saya tidak tahu berdasarkan apa, saya anggap diacak sesuka hati panitia. Penantian nama saya dipanggil berakhir pada pukul 15:30.

Lamanya saya diwawancara tidak selama penantiannya. Benar-benar sebentar. Tidak sampai 20 menit. Semakin sore semakin banyak jumlah pewawancara. Ketika saya dipanggil, jumlah pewawancara ada 7 orang. Satu pewawancara untuk satu pelamar. Ketika saya hadap-hadapan dengan si pewawancara, suasananya tidak menyeramkan seperti yang saya bayangkan. Pewawancara juga baik dan ramah. Tidak menakutkan.

Pertanyaan untuk saya yaitu:
‘Kenapa saya mau melamar sebagai posisi tersebut?’
‘Apa kendala yang dihadapi saat melakukan penelitian dan membuat skripsi?’
‘Apakah selama ini pernah mempunyai target yang sudah dicapai?’
‘Bagaimana proses untuk mencapai target tersebut?’


Sudah. Sisanya hanya pertanyaan-pertanyaan formalitas, seperti pekerjaan orangtua, tempat tinggal, kendaraan, dll. Usahakan menjawab singkat, jelas, tepat, padat. Jujur, saya tidak tahu apakah jawaban saya memenuhi empat hal tadi. Tapi empat hal itu harus ditanamkan di benak. Supaya kita selalau ingat untuk tidak melantur saat menjawab. Atau melebar tidak juntrungan.

Sekarang kita mundur lagi ke masalah pakaian. Saya memakai kemeja, rok, dan high heels (sekitar 5 Cm). Awalnya saya merasa paling rapi. Karena kebanyakan para pelamar wanita memakai celana panjang dan flat shoes. Tapi, saya sangat percaya dengan first impression. Makanya saya berusaha total. Namun tidak kelewat total. Tampil sopan dan rapi. Pas. Dan untuk pelamar pria, saya lihat ada beberapa orang kemejanya dikeluarkan. Mungkin karena mereka lelah menunggu. Namun, bagi saya, itu tetap tidak enak dilihat. Anggap saja, penantian panjang ini kursus melatih kesabaran. Bisa saja ini jadi penilaian, seberapa kuat mood kita terjaga.

Maju ke penghujung hari, banyak yang saya dapatkan dari pengalaman perdana interview. Inti dari interview adalah rilex dan be ourselves. Jawaban yang dilontarkan tidak perlu dibuat-buat atau dilebih-lebihkan. Biarkan mereka menilai kita sebagai kita. Salah-salah dinilai, bisa kita juga yang rugi nantinya. Jangan ragu untuk bertanya. Gali sedalam-dalamnya mengenai posisi yang kita lamar. Tanggung jawab dan kesejahteraan kita bekerja di sana harus jelas. Malu bertanya, bisa sengsara nantinya.

Selalu berdoa, karena Tuhan Maha Mendengar. Selalu total dalam melakukan tahapan melamar kerja, karena Tuhan suka umat-Nya yang berusaha. Sisanya.. nothing to lose. Setiap pribadi memiliki rezekinya masing-masing.

Goodluck for me and you. Gambaru!

No comments:

Post a Comment